Kamis, 05 Juli 2012

0 Teori dan Aplikasi Sastra

v  Pengertian Psikologi Sastra
Istilah  “ psikologi sastra” mempunyai empat kemungkinan pengertian. Yang pertama adalah studi psikologi pengarang sebagai tipe atau pribadi. Yang kedua adalah studi proses kreatif. Yang ketiga adalah studi tokoh dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra. Dan yang keempat mempelajari dampak sastra pada pembaca (psikologi pembaca). Dan yang paling berkaitan dengan bidang sastra adalah pengertian yang ke tiga.[1]
Dan masih banyak definisi lain, seperti:
§  Hilgard: “ Psycholgy may be defined as the science that studies the behavior of man”( Prihastuti, 2002:18). Definisi tersebut menunjuk pendiriannya tentang psikologi yang jelas-jelas mempelajari perilaku manusia.
§  Bourne Jr. : “ Psychology is the sciencitific studi of behavior principles” (1973:11). Rumusan tersebut merumuskan bahwa psikologi merupakan studi ilmiah tentang dasar-dasar atau pokok-pokok perilaku.
§  Davis dan Paladino: “ Psychologi is the scientific studi of behavior and mental processes” (Prihastuti, 2002:19).
Psikologi yang berasal dari kata psyche yang berarti jiwa, dan logos yang berarti science atau ilmu mengarahkan perhatiannya pada manusia sebagai obyek studi, terutama dari segi perilaku (behavior atau action) dan jiwa ( psyche). Bersandar pada pengertian singkat di atas, kita dapat memahami formulasi-formulasi definisi seperti yang telah kita pelajari diatas, yang secara singkat dikategorikan menjadi (1) the scincitific study of the behavior of human being ( ilmu atau kajian ilmiah tentang jiwa manusia) dan (2) the sciencitific of study of the human psyche ( ilmu atau kajian ilmiah tentang jiwa manusia ). Sebagai ilmu yang mengfokuskan studi pada perilaku manusia, psikologi dikategorikan sebagai behavioral science atau ilmu perilaku ( Bonner, 1953:3).[2]
v  Bentuk
Perilaku manusia sangat beragam, tetapi memiliki pola atau kerulangan jika diamati secara cermat. Pola atau keterulangan inilah yag ditangkap sebagai fenomena dan seterusnya diklasifikasikan ke dalam kategori tertentu. Sebagai missal, perilaku yang berhubungan dengan fenomena frustasi atau kecemasan  ( anxiety). Pemahaman fenomena kejiwaan itu dapat dilakukan lewat perilaku seperti apa yang diucapkan dan diperbuat oleh si penanggung frustasi dan anxiety. Ucapan dan perbuatan tadi menjadi bahan aggression, projection atau kategori lain. Demikian pula perilaku seseorang yang menanggung gejala jiwa tak normal ( abnormal) dapat dipilah-pilah kedalam kategori hysteria, fobia, depresi dan lain-lain dengan mempelajari perilaku yang tampak itulah psikologi dapat memahami jiwa atau pikiran metal seseorang. Pendek kata, perilaku sesungguhnya mencerminkan kejiwaan atau mental seseorang.
Secara kategori, sastra berbeda dengan psikologi, sebab sebagaiman sudah kita pahami sastra berhubungan dengan dunia fiksi, puisi, esai yang diklasifikasikan ke dalam seni ( art). Sedang psikologi merujuk pada studi ilmiah tentang perilaku manusia dan proses mental. Meski berbeda, keduanya memilki titik temu atau kesamaan, yakni keduanya berangkatdari manusia dan kehidupan sebagai sumber kajian. Bicara tentang manusia, psikologi jelas terlibat erat, karena psikologi mempelajari perilaku. Perilaku manusia tidak lepas dari aspek kehidupan yang membungkusnya dan mewarnai perilakunya.
Novel atau cerpen sebagai bentuk kajian sastra, mmerupakan jagad rewalita yang didalamnya terjadi peristiwa dan perilaku yang dialami dan diperbuat manusia ( tokoh). Realita social, realita psikologis, realita religious merupakan tema-tema yang sering kita dengar ketika seseorang menyoal novel sebagai realita kehidupan. Secara spesifik realita psikologis sebagai missal, adalah kehadiran fenomena kejiwaan tertentu yang dialami oleh tokoh utama ketika merespon atau bereaksi terhadap diri dan lingkungan.[3]
v  Fungsi
Memahami aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam karya sastra melalui pemahaman terhadap para tokoh, misalnya: masyarakat memahami perubahan kontradiksi dan penyimpangan-penyimpangan lain yang terjadi dalam masyarakat itu. Khususnya terkait dengan psyche.
v  Aplikasi
Ada tiga cara yang dilakukan untuk memahami hubungan antara psikologi dan sastra, yaitu:
§  Memahami unsure kejiwaan pengarang sebagai penulis.
§  Memahami unsure kejiwaanpara tokoh fiksional dalam karya sastra.
§  Memahami unsure kejiwaan pembaca.

v  Teori

§  Teori kognitif; Sekilas, tetapi cukup kita peroleh pengertian tentang kemelut batin yang dialami tokoh.
§  Teori Psikoanalisis; Sigmund Frued mengatakan, watak manusia terdiri dari 3 lapis, yaitu: id, ego, dan super ego.
§  Teori Psikologi Humanistik: teori yang dibangun oleh Abraham Maslow.


[1] Rene Wellek & Austin Were. Teori Kesustraan ( Jakarta: PT. gramedia, 1990 ), hal. 90
[2] Siswantoro. Metode Penelitian Saatra: Analisis Psikologi ( Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2005), hal. 26-27
[3] Ibid

0 komentar:

Posting Komentar

 

Pustaka Bahasa dan Sastra Copyright © 2011 - |- Template created by O Pregador - |- Powered by Blogger Templates