v Pengertian Psikologi Sastra
Istilah “ psikologi sastra” mempunyai empat
kemungkinan pengertian. Yang pertama adalah studi psikologi pengarang sebagai
tipe atau pribadi. Yang kedua adalah studi proses kreatif. Yang ketiga adalah
studi tokoh dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra. Dan
yang keempat mempelajari dampak sastra pada pembaca (psikologi pembaca). Dan
yang paling berkaitan dengan bidang sastra adalah pengertian yang ke tiga.[1]
Dan masih
banyak definisi lain, seperti:
§
Hilgard:
“ Psycholgy may be defined as the science that studies the behavior of man”(
Prihastuti, 2002:18). Definisi tersebut menunjuk pendiriannya tentang psikologi
yang jelas-jelas mempelajari perilaku manusia.
§
Bourne
Jr. : “ Psychology is the sciencitific studi of behavior principles”
(1973:11). Rumusan tersebut merumuskan bahwa psikologi merupakan studi ilmiah
tentang dasar-dasar atau pokok-pokok perilaku.
§
Davis
dan Paladino: “ Psychologi is the scientific studi of behavior and
mental processes” (Prihastuti, 2002:19).
Psikologi
yang berasal dari kata psyche yang berarti jiwa, dan logos yang
berarti science atau ilmu mengarahkan perhatiannya pada manusia sebagai
obyek studi, terutama dari segi perilaku (behavior atau action)
dan jiwa ( psyche). Bersandar pada pengertian singkat di atas, kita
dapat memahami formulasi-formulasi definisi seperti yang telah kita pelajari
diatas, yang secara singkat dikategorikan menjadi (1) the scincitific study
of the behavior of human being ( ilmu atau kajian ilmiah tentang jiwa
manusia) dan (2) the sciencitific of study of the human psyche ( ilmu
atau kajian ilmiah tentang jiwa manusia ). Sebagai ilmu yang mengfokuskan studi
pada perilaku manusia, psikologi dikategorikan sebagai behavioral science
atau ilmu perilaku ( Bonner, 1953:3).[2]
v Bentuk
Perilaku
manusia sangat beragam, tetapi memiliki pola atau kerulangan jika diamati
secara cermat. Pola atau keterulangan inilah yag ditangkap sebagai fenomena dan
seterusnya diklasifikasikan ke dalam kategori tertentu. Sebagai missal,
perilaku yang berhubungan dengan fenomena frustasi atau kecemasan ( anxiety). Pemahaman fenomena
kejiwaan itu dapat dilakukan lewat perilaku seperti apa yang diucapkan dan
diperbuat oleh si penanggung frustasi dan anxiety. Ucapan dan perbuatan
tadi menjadi bahan aggression, projection atau kategori lain.
Demikian pula perilaku seseorang yang menanggung gejala jiwa tak normal ( abnormal)
dapat dipilah-pilah kedalam kategori hysteria, fobia, depresi dan lain-lain
dengan mempelajari perilaku yang tampak itulah psikologi dapat memahami jiwa
atau pikiran metal seseorang. Pendek kata, perilaku sesungguhnya mencerminkan
kejiwaan atau mental seseorang.
Secara
kategori, sastra berbeda dengan psikologi, sebab sebagaiman sudah kita pahami
sastra berhubungan dengan dunia fiksi, puisi, esai yang diklasifikasikan ke
dalam seni ( art). Sedang psikologi merujuk pada studi ilmiah tentang
perilaku manusia dan proses mental. Meski berbeda, keduanya memilki titik temu
atau kesamaan, yakni keduanya berangkatdari manusia dan kehidupan sebagai sumber
kajian. Bicara tentang manusia, psikologi jelas terlibat erat, karena psikologi
mempelajari perilaku. Perilaku manusia tidak lepas dari aspek kehidupan yang
membungkusnya dan mewarnai perilakunya.
Novel atau
cerpen sebagai bentuk kajian sastra, mmerupakan jagad rewalita yang didalamnya
terjadi peristiwa dan perilaku yang dialami dan diperbuat manusia ( tokoh).
Realita social, realita psikologis, realita religious merupakan tema-tema yang
sering kita dengar ketika seseorang menyoal novel sebagai realita kehidupan.
Secara spesifik realita psikologis sebagai missal, adalah kehadiran fenomena
kejiwaan tertentu yang dialami oleh tokoh utama ketika merespon atau bereaksi
terhadap diri dan lingkungan.[3]
v Fungsi
Memahami
aspek-aspek kejiwaan yang terkandung dalam karya sastra melalui pemahaman
terhadap para tokoh, misalnya: masyarakat memahami perubahan kontradiksi dan
penyimpangan-penyimpangan lain yang terjadi dalam masyarakat itu. Khususnya
terkait dengan psyche.
v Aplikasi
Ada tiga
cara yang dilakukan untuk memahami hubungan antara psikologi dan sastra, yaitu:
§
Memahami
unsure kejiwaan pengarang sebagai penulis.
§
Memahami
unsure kejiwaanpara tokoh fiksional dalam karya sastra.
§
Memahami
unsure kejiwaan pembaca.
v Teori
§ Teori kognitif; Sekilas, tetapi cukup kita peroleh pengertian
tentang kemelut batin yang dialami tokoh.
§ Teori Psikoanalisis; Sigmund Frued mengatakan, watak manusia
terdiri dari 3 lapis, yaitu: id, ego, dan super ego.
§ Teori Psikologi Humanistik: teori yang dibangun oleh Abraham Maslow.
0 komentar:
Posting Komentar