PEMAHAMAN SANTRI ANNUQAYAH GULUK-GULUK
TERHADAP PERUBAHAN MAKNA KALIMAT BAHASA ARAB
(Kajian Morfologi)
A.
Latar Belakang Masalah
Pada zaman dahulu, bahasa dianggap sebagai sarana mengekspresikan
pesan dan ide, seiring dengan perkembangan persepsi manusia terhadap bahasa,
bahasa ternyata berperan lebih dari itu. Ia memuat hubungan-hubungannya dengan
realitas di satu sisi dan dengan intensi-intensi penggunaanya yang sering kali
tidak disadari, disisi lain kajian kebahasaan saat ini melibatkan hubungan
antara bahasa, realitas, dan intens.
Dalam teori kaum struktural, mendefinisikan bahasa sebagai suatu
sistem tanda arbitrer yang konvensional. Dengan demikian, bahasa memiliki dua
sifat, yaitu sistematik karena harus mengikuti ketentuan atau kaidahnya, dan
juga bersifat sistemik karena bahasa teraebut
merupakan suatu system atau subsistem..[1]
Bahasa berkembang seiring perkembangan keilmuan-keilmuan dan
ciptaan tekhnologi. Lambat laun melahirkan kosakata-kosakata baru sesuai dengan
penamaan dan fungsinya. Begitupula dalam bahasa arab. Akan tetapi tetap
mengikuti kaidah-kaidah kebahasaan atau sesuai dengan wazan yang sudah
membumi di daerah arab itu sendiri. Hal inilah yang menjadi kekhassan gramatika
bahasa arab yang hampir dari semua Negara mengakui keunikannya.
Bahasa Arab merupakan objek material kajian dalam pendidikan yang
biasanya banyak dikaji dari sisi gramatika dan metode pembelajarannya disamping
juga sering dikaji empat maharaat (keterampilan) yang menjadi trend
kemampuan dan pembelajarannya, yaitu maharaat istima’, kalam, qiro’ah dan
kitabah.
Terkait pada beberapa perkembangan yang acapkali menggeserkan pada
beberapa makna khususnya dalam bahasa
arab. Hal ini antara lain disebabkan oleh watak dan karakteristik bahasa Arab
yang fleksibel menganut sistem qiyas (analogi) dan kaya dengan isytiqoq
(derivasi) dan perbendaharaan kosakata (mufradat). Selain itu, juga terdapat
beberapa cara yang memungkinkan bahasa (termasuk Arab) dapat berkembang yaitu an-naht
(akronim) al-iqtiradh (peminjaman dari bahasa lain) al-qolb
wa ibdal (subtitusi) dan al-irtijal (improvisasi,
ekstemporisasi).[2]
Pada masa kejayaan Islam, terutama masa pemerintahan Abbasiyah
bahasa Arab bukan hanya merupakan bahasa persatuan, bahasa resmi dan bahasa
administrasi pemerintahan, melainkan juga bahasa ilmu pengetahuan dan
peradaban.[3]
Hal inilah yang harus diperhatikan oleh para pelajar bahasa arab
pemula untuk peka dan banyak menguasai pada perubahan-perubahan tersebut.
Terlebih pada pelajar yang berada di sebuah lembaga pondok pesantren, semisal
di Pondok Pesantren Annuqayah (PPA) Guluk-Guluk Sumenep Madura, atau yang lebih
akrab dengan sebutan pondok pesantren Guluk-Guluk, yang kosakata kebahasaannya
didominasi oleh bahasa-bahasa percakapan ala pesantren (‘ammiyah).
Mungkin merupakan hal yang bisa dibilang wajar jika pada akhirnya akan
berpengaruh pada tulisan mereka (mayoritas santri Annuqayah) di beberapa media,
baik dalam kolom bulletin Annuqayah yang biasa terbit sebulan sekali atau pada
beberapa kolom lainnya yang diterbitkan di masing-masing daerah Pondok
Pesantren Annuqayah. Seperti daerah Lubangsa Raya (putra-putri), Latee 1(putra)
dan Latee 2 (putri), Lubangsa selatan (putra-putri), Nirmala (putra-putri),
Al-Muhsin (putra-putri), Al-Amir
(putra-putri), Karang Jati (putra-putri), Al-Furqaan (putra-putri), Kebun Jeruk (putra-putri), dan
Nurul Hikmah (putra-putri). Dalam pengembangan bahasa arab secara umum, dari
semua daerah tersebut masih berada dalam satu koordinasi, yaitu da bawah markaz
al-Lughah al-‘Arabiyah ma’had an-Nuqayah yang dikelola oleh santri senior
delegasi masing-masing daerah. Dari fenomina tersebut yang membuat penilitian
ini dilakukan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, dan sesuai dengan judul yang diangkat, maka
dalam penelitian ini, penulis akan membatasi masalah yang akan dibahas. Adapun
masalah-masalah tersebut adalah :
1.
Bagaimana pemahaman santri Pondok Pesantren Annuqayah Guluk-guluk
dalam perubahan makna kalimat bahasa arab?
C.
Tujuan
dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari penelitan ini adalah :
Mendeskripsikan sejauh mana pemahaman santri
Ponok pesantren Annuqayah daerah Al-Furqaan dalam memahami perubahan makna
kalimat bahasa arab.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
Untuk membantu memecahkan problematika
terkait dalam cara memahami perubahan makna kalimat dalam bahasa arab khususnya
di kalangan pesantren.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti hanya meneliti di satu
daerah dari bagian daerah yang berada dalam naungan Pondok Pesantren Annuqayah
Guluk-guluk, yaitu Pondok Pesantren Annuqayah B/O Al-Furqaan yang secara
geografis terletak di belahan timur Podok Pesantren Annuqayah..
E. Tinjauan Pustaka
Berdasarkan penelusuran yang penulis lakukan,topik
yang akan di angkat dalam skripsi ini belum banyak dikerjakan. Sejauh pencarian
penulis, terdapat beberapa sikiripsi yang memliki kesamaan dalam objek kajian,
hanya saja sangat sedikit yang menggunakan bentuk kajian seperti bentuk kajian
yang digunakan dalam penelitian skiripsi ini. Maka berdasarkan penelusuran tersebut,
penelitian ini masih layak untuk dilakukan.
F.
Fungsi Tinjauan Pustaka
Adapun fungsi
dari tinjauan pustaka, antara lain:
§ memperdalam
pengetahuan terkait masalah kebahasaan santri Pondok Pesantren Annuqayah daerah
Al-Furqaan.
§ Menegaskan
kerangka teoritis yang dijadikan landasan atau kerangka pikiran,
§ Menghindarkan
terjadinya pengulangan penelitian terhadap masalah kebahasaan yang sama.
G. Landasan/Kerangka Teori
Penelitian yang berkaitan dengan pemahaman terhadap perubahan makna
kalimat dalam bahasa arab sudah banyak dilakukan oleh para penelti bahasa. Hasil pemikiran para peneliti tersebut sangat bermanfaat bagi
terwujudnya penelitian ini, karena hasil pemikiran mereka dapat membantu
peneliti mendapatkan gambaran mengenai perubahan makna kalimat bahasa arab.
Pada pembahasan ini akan diuraikan tentang teori-teori yang menjadi
dasar pembahasan masalah yang ada dalam penelitian ini. Konsep dasar bagi
landasan berpikir peneliti mencakup pemahaman santri Annuqayah terhadap
perubahan makna kalimat bahasa arab dengan menggunakan kajian morfologi.
Morfologi sendiri dapat diartikan salah satu
bidang linguistik yang mempelajari morfem dan kombinasi-kombinasinya.[4] Morfologi merupakan bagian dari ilmu bahasa atau linguistik. Secara bahasa,
dapat dipelajari sebagai ilmu yang mempelajari seluk-beluk bahasa secara ilmiah
atau scientific. Seperti halnya disiplin ilmu pengetahuan lain,
ilmu bahasa (morfologi) bersifat umum, maksudnya tidak hanya terikat pada satu
bahasa, tetapi melibatkan berbagai macam bahasa yang ada (bahasa manusia).
Morfologi juga memiliki cabang-cabang dibawahnya yang lebih khusus mengkaji
satu permasalahan tertentu. Misalnya, morfologi leksikalis, morfologi semesta,
morfologi semiotis, dan lain
sebagainya.[5]
H. Cara Penielitian
Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam
penelitian ini adalah penelitian pustaka (library Research), yaitu suatu
penelitian yang dilakukan dengan cara membaca,menelaah, dan mangkaji karya
tulis santri Pondok Pesantren Annuqayah
B/O Al-Furqaan Guluk-guluk atau bahan-bahan kepustakaan yang relevan
dengan judul penelitian, juga memakai metode sima’i dari percakapan
santri dalam kesehariannya. Dan juga, Penelitian ini menggunakan pendekatan
sosiolinguistik karena objek penelitiannya berupa bahasa yang berkaitan dengan
penggunaan bahasa itu dalam komunitas santri. Hal
tersebut memungkinkan karena sosiolinguistik merupakan ilmu interdisipliner
yang mempelajari bahasa dalam kaitannya bahasa itu dalam masyarakat.[6]
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
terbagi menjadi dua jenis:
1.
Data Primer adalah sumber data yang secara langsung dijadikan obyek
penelitian. Data primernya yaitu kumpulan tulisan
santri Pondok Pesantren Annuqayah B/O
Al-Furqaan Guluk-guluk.
2.
Data Sekunder, yaitu
data yang sifatnya mendukung dan tidak secara langsung terkait dengan pokok
pembahasan, misalnya kamus kontemporer Arab-Indonesia, Gramatika Bahasa Arab,
ataupun buku lain yang secara langsung tidak terkait namun bisa membantu dalam
menyelesaikan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
B, Karno Ekowardono. Kata Sebagai Satuan Sentral
Kajian Morfologi: Ancangan Dasar Morfologi Struktural. FPBS IKIP: Semarang.
Chaer, Abdul.
1994. Linguistik Umum. Jakarta.
Rineka Cipta.
Kridalaksana,
Harimurti. 1989. Pembentukan Kata dalam
Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Soeparno. 2002. Dasar-dasar
Linguistik Umum. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.
UIN-Malang
press, Fiqh al-Lughah dalam Lintasan Sejarah, 2008.
Wekipedia Sejarah Bahasa Arab.
[1]
Soeparno. Dasar-dasar Linguistik Umum,
(PT. Tiara Wacana, Yogyakarta: 2002),
Halaman 1.
[2] UIN
Malang press, Fiqh al-Lughah dalam Lintasan Sejarah, 2008.
[3]
Wekipedia Sejarah Bahasa Arab (diambil pada tanggal 15 september 2010)
[4] Harimurti Kridalaksana. 1989. Pembentukan
Kata dalam Bahasa Indonesia.
[5] Karno Ekowardono B. Kata Sebagai Satuan
Sentral Kajian Morfologi: Ancangan Dasar Morfologi Struktural.
[6] Abdul Chaer. 1994. Linguistik
Umum.
0 komentar:
Posting Komentar