BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kata ‘Semit’
merupakan kata yang diambil dari nama seorang putra Nabi Nuh as. yaitu Sam. Dengan
demikian Bahasa semit merupakan bahasa yang digunakan oleh suatu bangsa dari
keturunan Sam dan cabang-cabangnya yang nasabnya juga berasal darinya pula. Terdapat
beberapa bagian dari bahasa semit, antara lain: bahasa Akkadia, Aramiya, Kan’an,
Yaman Kuno, Etiopia (Habasyah), dan Arabiyah.
Akan tetapi
pada paper ini, kami tidak menjelaskan secara rinci dari masing-masing bagian
tersebut. Hanya saja kami mencoba mengupas satu bagian saja, yaitu tentang
Bahasa Yaman Kuno. Berhubung sangat minimnya rujukan terkait pembahasan
tersebut, kami tidak membahas secara global dan detil, di paper ini hanya
mencoba memaparkan sebagian kecil dari garis besarnya semata. Besar harapan,
semoga paper singkat ini bias menambah wawasan kita semua, khususnya bahasa
yaman kuno.
B. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Paper ini adalah mencoba membahas seputar bahasa Yaman Kuno,
dari segi pertumbuhan dan kedudukannay di antara bahasa-bahasa Semit, periode
dan pembagian bahasa yaman, akhir dari
bahasa-bahasa Yaman dan tentang Tulisan Yaman.
C. MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN
Maksud dan tujuan penulisan paper ini adalah untuk memenuhi Tugas Akhir
semester mata kuliah Fiqh al-Lughah, yang diampu oleh Drs. Zaini Hisyam, M.A.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pertumbuhan Dan Kedudukannya Di
Antara Bahasa-Bahasa Semit
Di
negeri Yaman, orang-orang Semit membangun sebuah Negara. Merekalah bangsa kuno
yang telah berhasil menciptakan satu kebudayaan dan peradaban yang sangat
besar. Dan di Yaman inilah orang-orang Semit menemukan sebuah pemukiman besar
nan subur dan terkemuka. Begitu juga dengan rakyat-rakyatnya yang bias
dikatakan tergolong kaya raya dan pengusaha di dunia perniagaan.
Kesuksesan
yang mereka raih dalam usaha perniagaannya, mampu melambung ke India dankei
sekitar teluk Persi. Bahkan dengan usaha mereka itu pula mampu menembus ke daerah
Hijaz dan negeri Syam.
Rumpun
bahasa semit, banyak ditemukan oleh para pakar di daerah Yaman, Hijaz bagian
Utara dan juga di Syiria. Danyang menjadi salah satu buktinya adalah adanya
goresan-goresan pada bebatuan tertulis di kuburan-kuburan, beberapa tempat
ibadah, mata uang dan lain sebagainya. Dari semua tulisan-tulisan itulah, para
ahli mencoba menganalisis dan mencoba membandingkan dengan bahasa-bahasa Semit
lainnya. Hingga pada puncaknya mereka bisa mengetahui persamaan sekaligus
perbedaannya (meskipun hasil dari analisa mereka bisa dikatakan belum sempurna,
hanya saja mereka mencoba menafsirkan secara garis besar dan berdasarkan
konteks semata). Dan juga tidak sedikit yang belum berhasil mereka ungkap dari
peninggalan-peninggalan tertulis lainnya, seperti beberapa tulisan yang
mengistilahkan agama dan bangunan pada masanya.
Dari
sini kita sudah dapat mengetahui bahwa Bahasa itulah yang disebut dengan bahasa
Yaman kuno atau bahasa arab bagian selatan. Dan di dalamnya terdapat beberapa
dialek yang sangat kesohor, seperti dalek Sabaiyah, Himyariyah dan Qahthaniyah.
B.
Periode Dan Pembagiannya
Terkait dengan dialek-dialek bahasa Yaman
kuno, terdapat bermacam-macam bentuk sesuai dengan cara pengucapannya. Dialek
bahasa Yaman Kuno secara garis besar terbagi atas empat macam. Pertama
Sabaiyah, kedua hadlramiyah, ketiga ma’iniyah, dan yang yang keempat adalah
Qutbaniyah. Pembagian dialek-dialek ini berdasarkan pada negara-negara yang
tren pada masa itu.
·
Dialek
Ma’iniyah (
اللهجة المعينية)
Dialek ini merupakan lahir dari bahasa
penduduk Ma’in itu sendiri dimana mereka mampu membangun kerajaan di negeri
Arab, yaitu kerajaan Qarna (Qarnana), yang mana kerajaan ini merupakan kerajaan
tertua. Kerajaan tersebut diperkirakan berdiri pada abad ke-8 SM.
Salah satu
kejayaan yang dicapai kerajaan tersebut yaitu berhasilnya menguasai perniagaan
antara India dan beberapa negeri-negeri Arab. Bahkan pengaruh di bidang politik
dan ekonominya mulai merambat dari beberpa pantai samudera Hindia menuju ke
daerah bagian utara Negara kan’an hingga pada Laut Merah.
·
Dialek
Sabaiyah (
اللهجة السبئية )
Dialek Saba menyebar di daerah Yaman bagian barat dan utara, dan
dialek ini dinisbatkan pada kaum Saba yang mana merekalah yang telah
meruntuhkan rezim kaum Ma’ien. Kemudian mereka membangun kekuasaan di atas
reruntuhan kekuasaan Ma’ien yang memiliki
peran besar dalam sejarah kuno, yaitu kerajaan Saba yang mana kota
Ma’rab sebagai Ibu kotanya. Sehingga
mereka berhasil membangun sebuah kebudayaan yang amat luar biasa, yang mana
dalam catatan sejarah menyatakan bahwa kepesatan kebuadayaan tersebut berhasil menundukkan
beberapa daerah yang ada di sekitarnya. Dengan demikian dialek Saba ini mampu
mempengaruhi dialek-dialek yang terdapat di kota Yaman lainnya, dan tetap
bertahan meskipun Bangsa Habsyi mampu mengalahkan dan memegang kendali
pemerintahan yang terjadi sekitar tahun 375 M.
·
Dialek
Himyariyah (
اللهجة الحميرية )
Dialek ini lahir ketika orang-orang
Himyar berhasil mengusir bangsa Habsyi dari tanah Yaman sekitar pada tahun 1400
M. Sementara sebelum pengusiran bangsa Habsyi itu terjadi, mereka telah terlibat
perseteruan sengit dengan negeri Saba. Pertengkaran antara dua golongan
tersebut kira-kira terjadi seperempat abad setelah jatuhnya Saba. Dengan
kemenangannya, mereka berhasil mendirikan sebuah kerajaan yang pada akhirnya
dari kerajaan tersebut akan memunculkan sebuah dialek baru, yaitu dialek Himyar
yang dengan perlahan mampu mempengaruhi bahkan mengalahkan dialek-dialek
lainnya.
·
Dialek Qutbaniyyah ( اللهجة القنبانيّة )
Dialek Qutbaniyyah adalah dialek yang lahir dari marga
Qathban yang mana marga tersebut, dengan kekuatannya mampu mendirikan sebuah
kerajaan yang bertempat di daerah pantai sebelah utara kota Aden. Akan tetapi
sekitar pada abad ke 2 SM negeri ini terlibat peperangan dengan orang Saba,
yang pada akhirnya Qathban kalah.
·
Dialek Hadhromiyyah ( اللهجة الحضرميّة )
Dialek Hadhromiyyah adalah dialeknya penduduk dari
kabilah Khadro Maut yang tumbuh di wilayah salatan yang kemudian dinamai dengan
nama Hadharah Zahirah. Akan tetapi terjadi berperangan melawan Saba, yang pada
akhirnya kerajaan Hadhram ini mengalami kehancuran oleh kekuatan Saba.
C.
Puncak/Akhir Bahasa-Bahasa Yaman
Negeri Yaman merupakan salah satu
negeri yang sangat pesat dengan kegiatan-kegiatan kesenian yang berbau sastra
dan bersyair. Di negeri inilah sastra bahasa Arab membumi dan menjadi sebuah
kegiatan rutinitas tahunan. Hal ini terjadi karena sastra Arab mengalami
kemajuan yang sangat pesat yang tiada lain factor utamanya adalah
kelebihan-kelebihan yang ada pada bahasa Arab itu sendiri, meskipun tidak
sedikit terdapat kesamaan antara kedua bahasa tersebut. Sejalan dengan
perkembangannya yang pesat, bahasa Arab mampu mengalahkan bahasa Yaman, disusul
dengan datangnya agama Islam yang mana kehadirannya justru semakin
mengokohkannya, sehingga dengan perlahan bahasa Arab mampu melenyapkan
sisa-sisa dialek yang masih mengalami pebedaan. Masuknya bahasa Arab di
tengah-tengah bahasa Yaman, yaitu berawal dari peperangan antara Yaman dengan
para penakluk Persi maupun Habsyi. Dari situlah bangsa-bangsa tetangga yang
masi sedarah mulai masuk ke Yaman dan membantunya. Seperti bangsa Adnaniyah,
yang merupakan bangsa tetangga yang menetap di Yaman ditambah lagi dengan
bangsa-bangsa pendatang lainnya.
Berangkat dari fenomena inilah
sedikit demi sedikit penduduk Yaman mulai mengenal dan memakai bahasa Arab,
yang pada akhirnya terjadi percampuran bahasa antara bahasa Arab dan dialek
Yaman. Seiring dengan berjalannya waktu, bercampurnya bangsa-bangsa tersebut,
membuat orang-orang Yaman dengan perlahan mulai meninggalkan bahasa mereka,
dengan kata lain bahasa yang mereka gunakan bukanlah bahasa asli dari Yaman,
akan tetapi menggunkan bahasa yang telah mengalami percampuran dengan bahasa
yang menyimpang dari tatanan aslinya, baik dari segi tilisan maupun pengucapannya.
Berangkat dari ketinggian bahasa Arab yang kemudian bergeser pada tingkatan
bahasa sastra, bahasa tulis-menulis, bahasa puisi dan bahsa pidato.
D.
Tulisan Yaman
Tulisan Yaman dikenal dengan tulisan
Masnad. Penamaan tersebut lahir karena pada huruf-hurufnya memiliki kesamaan
dengan tiang-tiang. Lain dari itu, tulisan Yaman diambil dari Kan’aniyah
sehingga kesamaan antara kedua tulisan tersebut sangatlah tampak. Hanya saja gaya
penulisan masnad bisa dikatakan lebih indah daripada gaya tulisan Kan’aniyah.
Baik dari segi rangkaiannya, bentuk dan susunan arsitekturnya yang terdapat
pada huruf-hurufnya.
Cara penulisan tulisan Yaman ialah
ditulis dalam bentuk horizontal, yakni dari kanan ke kiri. Akan tetapi
terkadang penulisannya seperti gerakan-gerakan ular, yakni mulai dari kanan ke
kiri, dan dari kiri ke kenan pada baris berikutnya. Tulisan Masnad ini terdiri
dari duapuluh enam huruf, akan tetapi pada tulisan masnad ini tidak ditemuakan
adanya huruf panjang (mad) dan tanpa syakal seperti bentuk tulisan yang
lainnya. Di sinilah letak kesulitan tulisan Masnad atau membaca bahasa Yaman
Kuno, karena bisa jadi akan mengalami banyak kekabuaran dan
kemungkinan-kemungkinan dalam bacaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Shalih, Subhi, Dirasah
fi Figh al-‘Arobiyyah, Beirut: 1962.
Wafi, Ali Abdul Wahid, Fiqh al-Lughah, Beirut.
http://id.wikipedia.org/wiki/yaman
0 komentar:
Posting Komentar